Gerakan Aceh Merdeka, atau GAM adalah sebuah organisasi (yang dianggap
pemisah) yang bertujuan agar daerah Aceh atau yang sekarang secara rasmi disebut
Nanggroe Aceh Darussalam bebas dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara kedua pihak yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun
1976 dan menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15,000 jiwa.Secara rasmi disebutkan GAM ditubuhkan pada
4 Disember 1976. Organisasi ini dipimpin oleh
DR. Hasan Muhammad di Tiro seorang putera Aceh yang menetap di
Sweden dan berkewarganegaraan Sweden, namun pada akhir hayatnya beliau meninggal dunia di
Banda Aceh pada
2 Jun 2010.Pada
17 Julai 2005, setelah perundingan selama 25 hari, pasukan perunding
Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di
Vantaa,
Helsinki,
Finland. Penandatanganan nota kesepakatan damai dilangsungkan pada
15 Ogos 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah pasukan yang bernama
Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara
ASEAN dan beberapa negara yang tergabung dalam
Uni Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut membantu pembentukan
parti politik tempatan di Aceh dan pemberian
pengampunan bagi anggota GAM.Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai diserahkan kepada AMM pada
19 Disember 2005. Kemudian pada
27 Disember, GAM melalui juru cakap tenteranya,
Sofyan Daud, menyatakan bahawa sayap tentera mereka telah dibubarkan secara rasmi. Setelah masa pemusnahan kekuatan militer GAM, para anggotanya akhirnya membina suatu organisasi baru yang disebut dengan
Komite Peralihan Aceh. Komite ini pada akhirnya menjadi tempat bagi lahirnya
Partai Aceh, sebuah party politik tempatan di provinsi Aceh.